tribunjepara.com -Jepara – MPR RI bersama Pemkab Jepara lakukan sosialisasi 4 Pilar MPR RI, yakni Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, dan NKRI sebagai bentuk negara, serta Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara, Selasa 12/12 di Pendopo Kartini.
Hadir Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Pj. Bupati Jepara H. Edy Supriyanta, Wakil Ketua DPRD Jepara Pratikno, Kasi Intel Kejaksaan Negeri Jepara Roni Indra, Dr. Alamsyah Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, dan Dr. Irwansyah Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI sekaligus Dosen Universitas Indonesia juga hadir menjadi narasumber, Arif Darmawan Kepala Diskominfo sebagai moderator, dan Forkompinda lainnya. Selain itu, dihadiri 400 guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Sejarah di Jepara, serta tamu undangan.
“ Hari ini MPR RI melakukan sosialisasi empat pilar, sosialisasi konsensus kebangsaan tetapi khusus di Jepara materi sosialisasi empat pilar ini dibarengkan dengan materi untuk mensosialisasikan nilai nilai perjuangan Ratu Kalinyamat yang didalamya terdapat nilai nilai kebangsaan,” terang Lestari Moerdijat di makam mantingan, dimana usai sosialisasi di pendopo di lanjutkan ziarah ke makam Ratu Kalinyamat mantingan.
Sebagaimana diketahui bahwa pada tanggal 10 November 2023 Ratu Kalinyamat di nobatkan menjadi Pahlawan Nasional. MPR RI Bersama Pemkab Jepara melakukan sosialisasi kepada guru guru khususnya guru IPS dan Sejarah tingkat SD, SMP, SMU, SMK sederajat seKabupaten Jepara untuk memastikan semua guru memahami betul nilai nilai konsensus kebangsaan dan nilai nilai perjuangan Ratu Kalinyamat yang sebenarnya.
“ Meskipun terjadi ratusan tahun sebelum Indonesia merdeka, namun yang dilakukan oleh Ratu Kalinyamat banyak sekali, sebetulnya adalah intisari dari nilai nilai yang juga dimiliki oleh masyarakat sekarang (modern),” ungkap Lestari Moerdijat Politisi dari Partai Nasdem dengan ramah.
Dengan lugas Lestari Moerdijat Wakil Ketua MPR, Anggota DPR RI Dapil Jateng (Jepara, Kudus, Demak) mengungkapkan, penelitian ilmiah untuk membuktikan dan menyiapkan dokumen akademis agar Ratu Kalinyamat layak di ajukan menjadi Pahlawan Nasional, tidaklah mudah. Salah satu yang menjadi tantangan waktu itu adalah kalau kanjeng Ratu di wilayah Jepara dan sekitarnya dikenal dan dihargai, tapi di luar Jepara dan sekitarnya malah di kenal kurang baik,” tuturnya.
Salah satu contohnya dalam acara kesenian ketoprak, lakon lakon tokoh dalam memerankan Ratu Kalinyamat kurang elok dan tidak baik tidak sesuai dengan pribadi Ratu Kalinyamat yang sebenarnya.
Alhasil setelah bertemu dengan budayawan dan seniman Sujiwo Tedjo, Lestari Moerdijat dipertemukan dengan seniman dari kampung kriwil (Bakar Production) pemain ketoprak yang mempunyai produksi sendiri. Dan membantu menyiapkan episode tentang Ratu Kalinyamat yang sebenarnya kepada masyarakat.
Lebih lanjut Lestari Moerdijat menyampaikan,” teman teman dari bakar production memberikan kontribusi sudah dua tahun ini, sudah ada 6 episode, dan sekarang adalah episode pamungkas, ucapnya.
Menurut Lestari, dahulu Ratu Kalinyamat belum mendapatkan anugrah gelar Pahlawan Nasional, dan teman teman dari bakar production adalah bagian dari ikut meluruskan dan membersihkan nama Ratu Kalinyamat. Budayawan Sujiwo Tedjo meminta supaya ini harus dihargai, dan akhirnya perjuangan kita melalui seni Ratu Kalinyamat mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.
Dirinya mengucapkan terimakasih kepada teman teman kampung kriwil, dimana dengan caranya sudah membantu mensosialisasikan dan mengajak para seniman ketoprak untuk berhenti melakonkan Ratu Kalinyamat dengan peran yang jorok dan buruk,” pungkas Lestari Moerdijat.
Di tempat yang sama, Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta mengakui cerita cerita sejarah Ratu Kalinyamat ada yang diceritakan dengan cerita suram dan buruk, dan perlu diluruskan dan pentingnya sosialisasi terutama kepada guru guru IPS dan sejarah.
“ Pemerintah Kabupaten Jepara dan MPR RI memanggil 400 guru IPS dan sejarah, guna di berikan penjelasan tentang sejarah Ratu Kalinyamat adalah seorang pejuang kebangsaan bukan seperti yang di ceritakan dengan tidak baik (buruk), seperti yang diceritakan pada lakon lakon seni ketoprak, hal ini harus diluruskan, PJ Bupati Jepara juga meminta kepada para lakon ketoprak untuk tidak melakonkan peran ratu Kalinyamat dengan peran yang tidak baik, terang Edy.
Edy Supriyanta berharap dengan sosialiasi hariini menjadi tonggak agar guru guru di sekolah dapat memberikan pelajaran dan informasi yang benar tentang sejarah Ratu Kalinyamat kepada murid baik tingkat SD hingga tingkat SLTA.
“ Kami juga akan berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk memberikan kurikulum pendidikan sejarah bermuatan lokal di tingkat SD dan SMP sederajat,” pungkas Edy.
@once