HomeSeputar JeparaJepara Akan Bangun Pengelolaan Sampah Bersistem Refuse Derived Fuel...

Jepara Akan Bangun Pengelolaan Sampah Bersistem Refuse Derived Fuel (RDF)

tribunjepara.com – Edy Supriyanta Pj. Bupati Jepara tandatangani naskah kesepakatan bersama dengan PT Semen Gresik Pabrik Rembang, Jawa Tengah. Kerja sama terkait pengelolaan sampah dengan sistem Refuse Derived Fuel (RDF). dilaksanakan di Ruang Command Center, Setda Jepara Senin, 11/9.

Dalam kerjasama tersebut, Pj Bupati di dampingi Sekda Jepara Edy Sujatmiko, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Ratib Zaini dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Hery Yuliyanto dan jajarannya.

Jepara Akan Bangun Pengelolaan Sampah Bersistem Refuse Derived Fuel (RDF)

Edy Supriyanta mengungkapkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jepara. Tercatat potensi sampah yang masuk ke TPA Bandengan, Kabupaten Jepara rata-rata 150 ton per hari.

Selaras dengan itu, Pj Bupati Jepara pun memastikan akan segera membangun tempat pengelolaan sampah terpadu RDF. Tujuannya, agar bisa mengurangi sampah di Jepara dan menjaga Jepara menjadi kota bersih.

Edy berharap, adanya kerjasama ini bisa mengurangi sampah sehingga menjadi kota bersih sehingga Jepara akan mendapat piala adipura kencana yang kesekian kalinya.

” Kita genjot RDF ini agar segera terealisasi,” pungkas Edy.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Semen Gresik Pabrik Rembang, Muchamad Supriyadi mengatakan,” masalah sampah di perkotaan perlu mendapat perhatian khusus,” ucapnya.

” Kami sangat apresiasi langkah Pemkab Jepara untuk membangun sistem pengelolaan sampah sebagai langkah luar biasa. Oleh karena itu, kami sambut dengan baik.”

“Kami merasa senang bisa diundang Pak Bupati untuk bersama-sama siap menjadi off-taker pada project yang luar biasa tentang pengelolaan sampah dengan sistem RDF.

Memang bagi perusahaan, khususnya industri semen kebutuhan energi itu utama,” ucap Supriyadi.

Dalam pemaparannya Ia menambahkan,”
bahwa saat ini, industri-industri, khususnya industri semen sedang memikirlan langkah untuk beralih dari energi berbasis bahan bakar fosil menjadi energi yang lebih ramah lingkungan.

“Biaya kami 45% dari keseluruhan biaya energi. 17% listrik, sisanya 28% adalah kebutuhan bahan bakar yang saat ini mengandalkan bahan bakar fosil yaitu batu bara.”

“Oleh karena itu semua industri sekarang sangat concern terhadap bagaimana mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, yang salah satunya bersumber dari pemanfaatan sampah,” pungkas Supriyadi. @ once

- Advertisement -

spot_img