tribunjepara.com – Hujan yang mengguyur jepara menjelang akhir tahun 2022 selama 4 hari menyebabkan beberapa titik didesa kabupaten jepara mengalami banjir, Salah satunya yang terdampak dan mengalami banjir dengan ketinggian mencapai 1,5 meter berada didesa gedangan kecamatan welahan kab. Jepara.
Selain intensitas hujan yang turun berhari hari diakhir tahun 2022, Banjir juga disebabkan meluapnya sungai Swd 1, sehingga air masuk kerumah warga terutama diwilayah Rt01/02, Rt03/01, hingga pada malam tahun baru air melebar kewilayah Rt02/01, dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa.
“ Sudah hampir sepuluh ( 10 ) tahun tidak mengalami banjir seperti saat ini, kalaupun air naik disungai dan banjir tidak sampai separah tahun ini ( 2022 ) Karena masyarakat sudah terbiasa mengalami banjir setiap tahun, “ Ucap Jayus Santoso Petinggi Desa Gedangan dibalai desa Senin 2 / 1.
“ Warga kami menginginkan solusi agar diwilayah Rt01/02, Rt03/01 yang sering terdampak banjir, agar tidak ada lagi genangan banjir, Karena keluhan warga desa kami sudah lama sekali disampaikan ke Pemkab Jepara, Dan setelah Edy Suprianta Pj Bupati Jepara bersama Forkopimda hadir untuk melihat kondisi warga kami, dan menerima keluhan serta meminta solusi, Lalu Pj Bupati memberikan bantuan berupa tiga ( 3 ) buah mesin pompa air, Dimana selama ini jika banjir atau air meluap dari sungai SW 1, warga meminjam dari tetangga kampung, “ Imbuh Gayus.
“ Bantuan juga datang dari PMI, Baznas, Kemensos berupa satu ( 1 ) mesin Genset, dan dari donatur yang ada diwilayah desa kami berupa kebutuhan kebutuhan pokok, peralatan mandi, Pampers anak dan obat obatan, yang kami serahkan langsung melalui perwakilan, sesuai nama yang tertera di data kami, “ Pungkas Petinggi.
Dilokasi banjir, 4 ( empat ) Mesin pompa pembuangan air yang menyedot dan membuang air ke sungai swd 1 bekerja selama 24 jam, Satu jam Pompa air membutuhkan 1 Derigen solar seharga Rp. 280.000, dan dilokasi banjir terdapat 4 Pompa air yang sudah bekerja mulai 28/12, hingga hari senin 2/1 ( 6 hari ).
Dan dilokasi berbeda, Salah satu tokoh masyarakat menyampaikan, “ Solusi yang terbaik menurut saya untuk penanganan banjir adalah utamanya adalah dipintu pompa, Pompa jika regulasinya sudah tertata baik yaitu ada pompanya, Kedua adalah terkait dana tanggap bencana digunakan maksimal, jangan takut untuk menganggarkan yang banyak, Jika tidak tahun ini tidak digunakan otomatis dana anggaran tersebut bisa kembali lagi ke desa jika itu dari desa, kembali ke kas desa dan nanti kembali ke Silfa, tidak akan hilang, “ Terangnya.
Ditambahkannya, “ Penanganan yang paling bawah utamanya dari Pemerintahan desa, Selama ini swadaya masyarakat sangat tinggi, Sudah banyak kontribusi untuk Pompa dan bahan bakar, Selain penjagaan, pemasangan pompa juga mencari bahan bakar pompa, sudah dilaksanakan dari tahun tahun yang sudah terjadi oleh masyarakat, “ Ucapnya. (once)